Selamat datang, para calon ibu dan ibu-ibu hebat! Pasti sudah tidak asing lagi dong dengan istilah ngidam? Ya, fenomena unik ini sering banget jadi topik obrolan seru di kalangan ibu hamil. Ada yang ngidam mangga muda tengah malam, ada yang tiba-tiba pengen makan sate padang padahal biasanya nggak suka, bahkan ada juga yang ngidam hal-hal aneh di luar makanan.
Bikin penasaran, kan?
Sebenarnya kenapa sih ibu hamil bisa ngidam aneh-aneh begini? Apakah ini cuma
mitos turun-temurun atau ada penjelasan medisnya?
Nah, di artikel ini, kita
akan kupas tuntas fenomena ngidam dari dua sisi: penjelasan medis yang ilmiah
dan juga mitos-mitos yang beredar di masyarakat. Tujuannya biar kita semua
lebih paham dan nggak salah kaprah lagi soal ngidam. Yuk, kita mulai petualangan
mencari tahu tentang ngidam ini!
Penjelasan Medis Ngidam: Bukan Sekadar Keinginan
Biasa
Meski sering dianggap
sepele, ngidam sebenarnya punya penjelasan medis. Menurut beberapa penelitian,
sekitar 50–90% ibu hamil pernah mengalami ngidam, terutama pada
trimester pertama dan kedua. Walaupun belum ada jawaban pasti, ada beberapa
teori yang dianggap cukup masuk akal:
1. Perubahan Hormon: Biang Kerok Utama
Saat hamil, tubuh
memproduksi hormon progesteron dan estrogen dalam jumlah besar. Perubahan
hormon ini bisa memengaruhi indra penciuman dan perasa, sehingga Bumil jadi
lebih sensitif terhadap rasa dan bau. Inilah alasan mengapa makanan yang dulu
biasa saja, kini terasa sangat menggoda, atau justru bikin mual.
2. Kekurangan Nutrisi: Sinyal dari Tubuh
Ngidam juga bisa jadi cara
tubuh memberi sinyal kalau ada nutrisi yang sedang kurang. Misalnya, ngidam
daging bisa menandakan tubuh butuh protein atau zat besi. Atau kalau tiba-tiba
pengen es krim manis, mungkin tubuh sedang meminta energi tambahan berupa
glukosa.
3. Mekanisme Pengalihan
Ada teori yang menyebutkan
ngidam bisa jadi bentuk pengalihan dari hal yang berbahaya ke hal yang lebih
aman. Misalnya, ibu hamil yang biasanya suka kopi bisa “mengalihkan” keinginan
itu ke makanan lain yang rasanya mirip tapi lebih aman bagi janin.
4. Pica: Ngidam yang Perlu Diwaspadai
Ngidam tidak selalu soal
makanan enak. Ada kondisi bernama pica, yaitu dorongan mengonsumsi
benda-benda yang bukan makanan, seperti tanah, sabun, kapur, atau es batu. Jika
Bumil mengalami hal ini, segera konsultasi ke dokter. Pica bisa menjadi tanda
adanya kekurangan zat besi atau nutrisi penting lain.
Kapan Ngidam Biasanya Muncul?
Ngidam umumnya mulai terasa
sejak trimester pertama kehamilan, sekitar minggu ke-6 hingga ke-12. Pada fase
ini, hormon kehamilan melonjak tinggi sehingga memengaruhi indra penciuman dan
perasa.
Menariknya, banyak ibu yang
melaporkan ngidam mereka puncaknya terjadi di trimester kedua, ketika
mual dan muntah mulai berkurang, sehingga selera makan meningkat.
Biasanya, menjelang
trimester akhir, ngidam berangsur-angsur berkurang. Namun, setiap ibu punya
pengalaman berbeda. Ada yang ngidamnya hanya sebentar, ada pula yang bertahan
hingga mendekati persalinan.
Dampak Ngidam pada Kesehatan Ibu dan Janin
Sebagian besar ngidam
sebenarnya tidak berbahaya, apalagi kalau yang diidamkan adalah makanan sehat.
Justru bisa membantu Bumil merasa lebih bahagia selama kehamilan. Namun, ada
beberapa hal yang perlu diwaspadai:
- Ngidam berlebihan pada
makanan tinggi gula atau lemak bisa meningkatkan risiko diabetes gestasional
atau berat badan berlebih.
- Ngidam pada makanan
asin berlebihan bisa memicu
hipertensi pada ibu hamil.
- Pica jelas berbahaya,
karena benda non-makanan bisa merusak pencernaan, menyebabkan infeksi,
atau mengurangi penyerapan nutrisi.
Jadi, meskipun ngidam wajar,
tetap harus dikendalikan agar tidak berdampak buruk pada kesehatan ibu dan
janin.
Mitos Seputar Ngidam: Jangan Sampai Salah Kaprah
Selain penjelasan medis,
ngidam juga sering diselimuti mitos turun-temurun. Padahal secara ilmiah,
sebagian besar mitos itu tidak terbukti. Beberapa yang paling populer antara
lain:
1. Kalau Ngidam Nggak Dituruti, Bayi Bakal Ngiler
Mitos ini sering bikin suami
panik dan langsung berburu makanan idaman istrinya. Faktanya, bayi ngiler itu
wajar, terutama saat tumbuh gigi, dan tidak ada hubungannya dengan ngidam ibu
yang tidak dituruti.
2. Ngidam Bisa Menentukan Jenis Kelamin Bayi
Katanya, kalau ngidam manis
berarti bayi perempuan, kalau asin atau asam berarti bayi laki-laki. Faktanya,
jenis kelamin sudah ditentukan sejak pembuahan dan hanya bisa dipastikan lewat
USG.
3. Semua Ngidam Harus Dituruti
Tidak semua ngidam wajib
dituruti. Kalau ngidamnya makanan sehat, silakan. Tapi kalau tinggi gula,
tinggi lemak, atau bahkan benda non-makanan, sebaiknya dihindari. Ingat,
kesehatan ibu dan janin jauh lebih penting daripada sekadar keinginan sesaat.
Tips Menghadapi Ngidam: Sehat dan Tetap Happy!
Nah, setelah tahu sisi medis
dan mitosnya, sekarang mari bahas bagaimana cara menghadapi ngidam biar tetap
sehat dan happy.
1. Pilih Alternatif yang Lebih Sehat
- Ngidam es krim? Ganti
dengan yoghurt rendah lemak.
- Ngidam donat manis?
Coba roti gandum dengan sedikit madu.
- Ngidam keripik? Bikin
kentang panggang atau popcorn tanpa mentega.
- Ngidam soda? Minum jus
buah segar tanpa gula tambahan.
2. Hindari Makanan Berbahaya
Makanan mentah, daging atau
ikan setengah matang, serta susu yang tidak dipasteurisasi wajib dihindari
karena berisiko bagi janin.
3. Sesuaikan dengan Kondisi Kesehatan
- Punya diabetes? Batasi
gula.
- Hipertensi? Kurangi
makanan asin.
- Maag atau GERD? Hindari
makanan pedas atau asam berlebihan.
4. Kontrol Diri
Wajar kalau pengen ngemil
ini-itu, tapi tetap ingat bahwa asupan gizi sangat penting untuk tumbuh kembang
si kecil.
FAQ Seputar Ngidam
1. Apakah
semua ibu hamil pasti mengalami ngidam?
Tidak. Meskipun 50–90% ibu hamil melaporkan pernah ngidam, ada juga yang tidak
sama sekali, dan itu tetap normal.
2. Ngidam
biasanya sampai kapan?
Mayoritas ibu hamil merasakan ngidam hingga trimester kedua. Setelah itu,
frekuensinya menurun, meski ada juga yang tetap ngidam hingga akhir kehamilan.
3. Apakah
ngidam tanda kalau bayi sehat?
Tidak ada kaitannya langsung. Kesehatan janin lebih dipengaruhi oleh asupan
gizi yang seimbang, pola hidup sehat, dan pemeriksaan kehamilan rutin.
4. Apakah
ngidam perlu selalu dituruti?
Tidak selalu. Kalau sehat, boleh dituruti sesekali. Tapi kalau berlebihan atau
tidak sehat, sebaiknya cari alternatif lain atau konsultasi ke dokter.
5.
Bagaimana kalau ngidam benda aneh seperti tanah atau sabun?
Itu disebut pica, dan perlu perhatian medis. Segera konsultasikan dengan dokter
untuk mencari penyebab dan solusinya.
Kesimpulan: Ngidam Itu Wajar, Asal Bijak!
Ngidam adalah fenomena wajar
yang dialami ibu hamil, biasanya muncul di awal hingga pertengahan kehamilan.
Ada penjelasan medis seperti perubahan hormon, kebutuhan nutrisi, atau bahkan
kondisi pica. Namun, jangan sampai percaya mitos yang menyesatkan.
Kuncinya, hadapi ngidam
dengan bijak: pilih makanan bergizi, hindari yang berbahaya, dan selalu
konsultasikan dengan tenaga medis bila ngidam terasa aneh atau berlebihan.
Dengan begitu, kesehatan Bumil dan janin tetap terjaga, dan masa kehamilan pun
bisa dinikmati dengan tenang dan bahagia.
0 Komentar